Senin, 08 November 2010

Aku dan Gitarku

Sudah bertahun-tahun lalu aku memainkan alat musik ini. Alat musik ini mengisi hari-hariku dari ketika aku masih smp hingga aku bekerja sekarang. Aku mempelajarinya secara otodidak. Aku menghafal chord gitar dari majalah MBS, Music Book Selection kayaknya kepanjangannya (lupa,hehehe). Pokoknya majalah musik yang ada chord-chord gitarnya gitu lah. Kakakku juga sedikit banyak mengajariku main gitar. Waktu itu aku emang belum punya gitar, masih pake punya kakakku.

Aku masih ingat betul, lagu pertama yang  kukuasai adalah lagunya Java Jive, Permataku sama lagunya Koes Plus, Bujangan. Hahaha,, nggak metal banget lah pokoknya. Trus permainan melodi pertama yg kukuasai adalah Sweet Child o Mine, Guns n Roses. Yang ini mendingan, ngerock,hahaha,, Seiring waktu berlalu, makin banyak permainan dan teknik bermain gitar yang kukuasai, sampai saatnya kuberanikan diri bikin band. Band pertama waktu smp (jiaahh).

Selama bertahun-tahun aku belajar dan bermain gitar menggunakan gitar warisan kakakku. sebuah gitar akustik, merk tidak terkenal. Namun soundnya asyik. Tebel. Aku menyentuh gitar elektrik hanya ketika berada di studio musik atau pinjam dari kawan. Waktu itu aku cuma bisa ngimpi punya gitar elektrik. Namun hanya dengan gitar akustik itu aku bisa mempelajari teknik-teknik gitar elektrik. Hebat kan? (halah)...

Gitaris idolaku dari awal main gitar sampe sekarang tetep Slash. Tetapi influence permainan gitarku lebih banyak dari Paul Gilbert. Waktu lagi getol-getolnya main gitar, aku ngumpulin video lesson-lesson gitar dari gitaris ternama dunia. Bahkan ketika aku kuliah di Jogja, setiap ada klinik musik, hampir pasti aku selalu hadir. Padahal kalo kuliah jarang hadir, hihihi.

Ketika kuliah, aku sempat serius di dunia musik (dan nggak serius di kampus,hehe). Aku bikin band, sering manggung disana sini bahkan sempat rekaman. Ironisnya, aku gak punya gitar eletrik apalagi efek gitar. tiap manggung cuma bisa pinjam sana sini. Malu juga sih. tapi gimana lagi, waktu itu aku gak punya duit buat beli gitar. Kalo gitar harganya 10ribuan, aku beli lima,hehe. Masalahnya kan gitar harganya jutaan, terlalu mahal buat seorang mahasiswa miskin nan abadi,hehehe.

Lulus kuliah aku diterima kerja di Jakarta. Disini aku mendapat bayaran yang cukup layak. Aku menabung beberapa waktu hingga akhirnya aku memutuskan untuk membeli barang yang bertahun-tahun aku impikan: GITAR ELEKTRIK+AMPLIFIER!!

Gitar Ibanez dan ampli Line 6 kurasa sangat mewakili permainanku. Aku membelinya di toko musik paling terkenal di Jogja dan kukirim di Jakarta. Waktu itu rasanya senaaannggg sekali. Aku mainin tiap hari, hingga pada akhirnya......

aku bosan. Ya, aku bosan. Kenapa? aku tidak pernah main band di jakarta ini. Semua kawan-kawan bandku kebanyakan di Jogja, dan sebagian lagi sudah bekerja di pelosok nusantara. Bermain musik sendiri ternyata sangat membosankan. Tidak ada keceriaan seperti dahulu ketika nge-jam bersama kawan-kawan. Aku selalu berpikir: Kenapa dahulu waktu aku masih aktif ngeband, aku malah gak punya gitar. Sekarang ketika sudah tidak aktif ngeband, malah punya gitar. Why?

Aku menemukan jawaban. Ternyata menjadi musisi bukanlah jalan hidupku...